IRMAN SYAH | COVID19 IBARAT 2 SISI MATA UANG, BISA MERUGIKAN NAMUN MAMPU BERMANFAAT.



Penyakit Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Penyakit ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 2019 di Wuhan, ibu kota Hubei, Cina, dan sejak itu menyebar secara global, mengakibatkan pandemi virus korona 2019-2020. Tidak terkecuali Negara Indonesia juga mendapatkan dampak dari penyebaran virus ini, dengan kasus Covid19 pertama di umumkan pemerintah pada tanggal 2 maret 2020 yang diduga terjangkit setelah melakukan kontak dengan WNA yang telah terinfeksi. Setelah kasus Covid19 pertama tersebut penerintah kembali merilis kasus-kasus lain diberbagai Provinsi di Indonesia.

Hal tersebut membuat pemerintah mengambil kebijakan dengan himbauan meniadakan segala aktivitas dengan mengumpulkan orang banyak sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid19, begitu pula PP Muhammadiyah mengeluarkan Surat Maklumat terkait Covid19.

Dengan ada nya kebijakan-kebiajakan tersebut pemerintah menghimbau masyarakat agar segala aktivitasnya dilakukan dirumah, baik bekerja, belajar, maupun beribadah. Ini dilakukan sebagai upaya implementasi dari Social Distancing (menjaga jarak sosial untuk mengurangi interaksi antar individu), yang pada 20 maret 2020 dirubah oleh World Health Organization (WHO) menjadi Physical distancing (bermaksud menjaga jarak fisik dengan orang lain).

Hal tersebut memicu berbagai dampak negatif terhadap Negara Indonesia di berbagai bidang kehidupan, contohnya dalam bidang ekonomi pemberlakuan social distancing/ physical distancing berakibat pada aktivitas ekonomi yang menurun, baik aktivitas produksi, konsumsi, maupun distribusi. Dengan kejadian tersebut juga berakibat pada melemahnya nilai rupiah terhadap dollar. Rupiah saat ini berada pada level 16,155 per USD, Ini adalah rekor terlemah rupiah sejak krisis tahun 1998 pada saat itu rupiah menyentuh angka 16,650 pada 17 Juni 1998.

Di dalam Alqur'an pun dijelaskan bahwa dibalik sesuatu yang bisa jadi kita tidak sukai namun hal tersebut juga memiliki pengaruh positif buat kita, sebagaimana dalan QS. Al-Baqarah:216

ÙˆَعَسَÙ‰ٰ Ø£َÙ†ْ تَÙƒْرَÙ‡ُوا Ø´َÙŠْئًا ÙˆَÙ‡ُÙˆَ Ø®َÙŠْرٌ Ù„َÙƒُÙ…ْ ۖ ÙˆَعَسَÙ‰ٰ Ø£َÙ†ْ تُØ­ِبُّوا Ø´َÙŠْئًا ÙˆَÙ‡ُÙˆَ Ø´َرٌّ Ù„َÙƒُÙ…ْ ۗ ÙˆَاللَّÙ‡ُ ÙŠَعْÙ„َÙ…ُ ÙˆَØ£َÙ†ْتُÙ…ْ Ù„َا تَعْÙ„َÙ…ُونَ

Artinya: "Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui sesuatu".

Ibarat mata uang logam bagian depan belakang harus beriringan supaya berguna baik negatif maupun positif , begitu pula COVID19 diantara banyaknya dampak negatif yang terjadi, Covid19 ternyata ada pula sisi positif yang bisa dirasakan akibat wabah tersebut, contohnya dalam bidang pendidikan. Instruksi social distancing/physical distancing membuat pimpinan-pimpinan kampus meliburkan aktivitas kuliah dengan bertatap muka dikelas menjadi metode daring (kuliah online). Sisi positifnya yaitu ada pada metode daring tersebut baik tenaga pendidik maupun mahasiswa sama memiliki progres kinerjanya, seperti tenaga pendidik yang di hari-hari biasa sebelum wabah Covid19 ini, jarang masuk mengajar dikelas dengan bertatap muka dengan mahasiswa namun dengan metode daring mereka lebih aktif mengajar karena dengan rebahanpun (sambil baring) mereka dapat memberikan kuliah dan segelumit tugas kemahasiswanya. Tidak hanya tenaga pendidik, mahasiswa juga akhirnya lebih rajin membaca dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dosennya karna lebih banyak beraktivitas dirumah.

Selain pada pendidikan tersebut, yang terjadi di masyarakat hari ini juga mengalami peningkatan aktivitas spirirutual dengan menjalankan aktivitas-aktivitas ibadah dalam kehidupan sehari-harinya.

3 Comments

Oldest