Tena
Nasusah, sebuah ungkapan yang memungkinkan setiap orang punya persepsi dan
perspektif yang berbeda dalam mengartikan kalimat tersebut. Ada dua hal yang
bisa hadir dari proses mengartikan ungkapan Tena Nasusah tersebut, yaitu
pandangan negatif dan positif. Secara
harfiah kata tena berasala dari bahasa makassar yang berarti bukan/tidak,
sedangkan na adalah awalan kata serta susah mempunyai maka sulit. Jadi Tena
Nasusah bisa diartikan tidak sulit atau dengan kata lain yaitu mudah.
Ungkapan
Tena Nasusah ini pula yang kemudian dijadikan oleh kumpulan pemuda sebagai
spirit menuntaskan perjuangan dan amanah dalam sebuah ikatan, karena ibarat
sebuah perjalanan pasti akan banyak hal yang ditemui. Baik yang membuat diri
merasakan kebahagiaan, ketenangan jiwa, maupun sebaliknya letih, kecewa, sakit
dan hal lainnya merupakan penyedap rasa dalam perjuangan.
Yang
dalam sebuah kisah diperjalanan diperhadapkan pada sebuah problematika
kehidupan, sampai harus makan diterotoar karena mobil yang digunakan rusak di
jalan, keterbatasan dana, semobil 13 orang yang sebenarnya bermuatan 8 orang
maksimal, menunggu hingga berada pada tingkat stress yang tinggi karena usaha
tidak memberikan titik terang. Sampai akhirnya keputusan yang diambil setelah
berusaha selama sekitar 7 jam mobil belum bagus juga adalah pergi ke salah satu
masjid istirahat dan tidur.
Dan
nyatanya dalam sebuah artikel kesehatan bahwa Tidur cukup membantu otak
mengelola stres dan gangguan kejiwaan (hellosehat.com). Saat tidur, manusia
akan memasuki lima tahapan penting. Tahap yang pertama adalah kerja otak
melambat sehingga tubuh jadi rileks. Pada tahap kedua, Anda biasanya sudah
tidak bisa mendengar atau merespon suara di sekitar Anda karena benak Anda
sudah “pindah” ke dalam alam bawah sadar. Nah, di tahap ketiga dan keempat
tubuh Anda akan melakukan berbagai jenis perbaikan fisik. Sel darah putih akan
bekerja keras untuk memperbaiki kerusakan sel di seluruh bagian tubuh Anda.
Kalau Anda tidak berhasil masuk ke tahap ketiga dan keempat ini, Anda pun jadi
lebih rentan diserang penyakit.
Kemudian
setelah kira-kira 90 menit, Anda akan memasuki tahap kelima yaitu REM (rapid
eye movement). Tahap REM atau tidur pulas ini biasanya disertai dengan mimpi,
tapi bisa juga tidak. Di tahapan inilah segala masalah kejiwaan Anda
“diperbaiki” oleh otak. Saat Anda terlelap dan masuk REM, amarah yang dipendam
ini akan disalurkan lewat mimpi. Bila Anda tidak bermimpi apapun, itu
berarti otak memindahkan amarah yang tadinya ditahan menuju alam bawah sadar.
Dengan begitu Anda jadi bisa memfokuskan diri pada solusi atau penyelesaian
masalah, bukan pada emosi negatifnya.
Dan
betul bahwa setelah beristirahat dan tidur akhirnya membuat cara berpikir jadi
sedikit lebih sampai pada akhirnya spontan keluar ungkapan Tena Nasusah, setiap
masalah pasti akan ada jalan keluarnya, setiap masalah tidak sulit
menyelesaikannya selama mau berusaha.
Karena
dalam Al-Qur'an juga dijelaskan bahwa Setiap kesulitan pasti ada kemudahan,
karena sesungguhnya di dalam setiap kesempitan yang dialami seseorang pasti ada
kesempatan yang lapang, dan selalu ada jalan keluar dalam setiap kesulitan dan
permasalahan yang ada (QS Al-Insyirah 94-6: Sesungguhnya bersama kesulitan ada
kemudahan). Untuk itu, dalam segala ikhtiar yang dilakukan seseorang haruslah
tetap berpegang teguh pada kesabaran serta harus tawakal kepada Allah SWT.
Kesulitan harus dihadapi dengan tekad yang sungguh-sungguh dan berusaha dengan
sekuat tenaga serta pikiran untuk melepaskan diri darinya, tekun dan
bersabarlah serta tidak mengeluh atas terlambatnya kemudahan yang datang dari
Allah SWT, karena kemudahan itu pasti akan datang menurut ketentuan-Nya.
Sama
halnya ungkapan Tena Nasusah bukan tidak adami yang mau disusahi/tidak ada lagi
yang mau dikerja, tetapi dirtikan bahwa tidak sulit ji ini dan akan selesaiji
ini masalah, karna sejatinya setiap problematika pasti ada solusi didalamnya.
Barru, 15 Juli 2019.
Mereka adalah keluarga dalam Ikatan yang diantaranya: Akmal Ridwan, Irfan, Hardilal,
Sukrianto, Irman Syah, A. Tria Reski Amalia, Indah Cahyani, Widya Dewi Hastuti,
Herni Saharuddin, Tuti Mulianti, Nining Anggriani H, Lismaya Arifin, Irmawati,
dan Nur Alfika.
1 Comments
Keren.��
ReplyDelete