Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Hidup
ini berproses tidak ada yang betul-betul instan, untuk menikmati Barongko (Si Manis Dari Celebes) saja kita harus menguliti pakaiannya yang rapi terlebih
dahulu. Bahkan untuk menikmati keindahan ciptaan-Nya pendakipun harus berjalan
setapak selayaknya melewati bebatuan, tanah yang curam, semak belukar dan lain
sebagainya dan harus menguji adrenalin untuk dapat sampai pada keindahan yang
dituju.
Begitu
kata orang yang mencari kesejahteraan hidup, bahwa setiap orang yang
membutuhkan keindahan dalam hidupnya harus mampu menjalani dan menikmati setiap
proses perjalanan yang di tempuhnya. Meskipun keterbatasan pastinya merupakan
hal dimiliki oleh manusia di satu sisi dan kewajiban usaha di sisi lain
menjadikan setiap orang sesuai kapasitasnya.
Kadangkala
pada kenyataannya apa yang telah dijalankan dengan perjuangan yang boleh jadi
bisa dikatakan habis-habisan namun hasil yang didapatkan tidak sebanding dan
bahkan terlampau jauh dari harapan. Sehingga waktu, tenaga, dan ide yang
dihabiskan seakan tak bermakna dan sia-sia.
Ada
benarnya sebuah kalimat "tidak
semua dari kita yang terus mencari akan menemukan pelangi di ujung sana",
namun ungkapan ini bukanlah kekecewaan melainkan menjelaskan bahwa boleh jadi
yang sedang kita lalui belum sampai pada ujung perjalanan, sehingga kebahagiaan
dan keindahan yang kita inginkan masih semu. Maka yang perlu dilakukan adalah
percaya dan tetap bersyukur.
Begitu
pula sebuah kalimat "Jangan Terlalu
Mengharapkan Lunrana Kaluku Kalau Tidak Memulai Memantiknya Dengan Cenningna
Golla", campuran bahasa daerah dan bahasa indonesia yang mempuanyai
makna "Jangan Berharap Gurihnya
Kelapa Ketika Tidak Memulainya Dengan Manisnya Gula" tulisan bang IRFAN dalam salah satu akun medsosnya.
Pada salah satu perjalanan, sebut saja perjalanan mencari Taripang (cemilan
yang diakhir penyajiannya mempunyai rasa manis karena bersanding dengan gula). Katanya jangan bermimpi memetik hasil ketika tidak didahului dengan upaya.
Sebuah
ungkapan yang diambi dari Bahasa Bugis
yakni "Rampea Golla, Na Kurampeki
Kaluku" artinya Sampaikan
Tentangku Semanis Gula, Akan Kuberitakan Perihalmu Segurih Kelapa. Sebuah
falsafah yang bermakna persahabatan, saling berbagi manfaat dan saling
menghargai.
Dikembangkan
dengan pola akibat dan sebab. Hasil merupakan akibat, sementara usaha merupakan
sebab. Secara sederhana, ungkapan tersebut bermakna bahwa jika kita melakukan
sesuatu yang baik dan dengan serius atau berupaya dengan sungguh-sungguh, maka
kita akan mencapai hasil yang baik dan gemilang pula.
Dari
hubungan akibat-sebat tersebut, kita dalam mencari kesejahteraan atau dalam
memperjuangkan suatu hal serta menginginkan hal yang baik yang di impikan maka
harus di ikuti oleh sebuah usaha maksimal. Sebagaimana pesan Allah dalam
potongan QS. Ar-Rad Ayat 11
إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ
مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
yang
mempunyai makna "Sesungguhnya Allah
tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada
pada diri mereka sendiri".
Hasilmu hari ini di tentukan oleh usahamu dimasa lalu dan hasilmu
dimasa yang akan datang ditentukan dari apa yang dikerjakan Hari ini.
Maka kerjakan yang
baik-baik lagi bermanfat.
Sekian
(Pemuda Desa Bercita-Cita Melangit Namun Kaki Tetap Menapaki Bumi)
Waalaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh.
1 Comments
Mantap kali
ReplyDelete